Jakarta – Memperingati 25 tahun reformasi puluhan ribu aktivis dan masyarakat yang tergabung dalam Aliansi Demokrasi Rakyat (Aldera) turun ke jalan untuk menjaga demokrasi dengan menyuarakan penolakan atas masa jabatan presiden tiga kali dan penundaan Pemilu, Minggu (21/05/2023).
Sekjen Aldera, Pius Lustrilanang menjelaskan, aksi turun ke jalan ini digelar dalam bentuk kegiatan ‘Jalan Sehat 25 Tahun Reformasi’ guna memastikan Pemilu yang akan berlangsung di 2024 berjalan sesuai jadwal.
Jalan sehat berlangsung mulai pukul 05.30 WIB dengan rute jalan santai yang direncanakan mulai dari depan FX Sudirman, Semanggi, dan berakhir di Gedung DPR RI.
“Ide-ide tersebut (jabatan presiden tiga periode dan penundaan Pemilu) dilakukan secara sistematis, terus menerus. Kami mengajak semua pihak waspada. Isu itu bisa saja muncul kembali kapan pun,” kata Pius, Minggu (21/05/2023).
Menurut Pius, demokrasi saat ini sudah berjalan cukup bagus, meskipun masih prosedural tapi menuju ke arah substantif.
“Kami sengaja memperingati 25 tahun ini karena ada kehendak inskuntitional, tiga periode, perpanjangan masa jabatan, tunda Pemilu. Kami merasa penting merayakan 25 tahun reformasi untuk mengumpulkan kembali semua yang selama ini diam, tidak bersuara, untuk menunjukkan bahwa yang menolak hal konstitusional itu sangat banyak. Ada 72 persen rakyat Indonesia yang menolak,” jelas Pius.
Prosentase tersebut melansir survey dilakukan lembaga survey charta politika dan SMRC sepanjang tahun 2022, dimana 72 persen rakyat indonesia menolak jabaran tiga periode presiden dan penundaan Pemilu.
Lebih lanjut Pius mengemukakan, peserta jalan sehat dalam memperingati 25 tahun reformasi adalah penolak berbagai wacana yang akan mengganggu pelaksanaan Pemilu 2024.
Memasuki tahun politik ini, Aldera berharap para calon presiden untuk dapat bersaing dengan sehat.
“Didiklah para pemilih bahwa Pilpres itu adalah hal yang biasa. Jangan mengkotak-kotakkan masyarakat. Masyarakat juga makin lama makin pinter, mereka tidak akan terkotak-kotak karena beda pilihan,” pesan Pius.
Atas dasar tak ingin terpecah belahnya masyarakat dalam pesta demokrasi mendatang, Pius secara tegas menekankan Aldera menolak para relawan berdiskusi soal capres.
Karena itu akan memecah kita, yang penting jaga demokrasi, biarkan pemilu berjalan dengan jujur dan adil dan tepat waktu dan menghasilkan pemimpin yang baik,” tandasnya.
Di lokasi yang sama, aktivis Aldera dari Tangerang, Bambang Kurniawan mengungkapkan, selain kegiatan jalan sehat, dalam peringatan 25 tahun reformasi, Aldera juga membuat buku mengenai gerakan politik kaum muda sejak tahun 1993 hingga 1999.
Ia berharap pemuda, khususnya mahasiswa dapat terus menjaga demokrasi.
Pria yang biasa disapa Mas Beng-Beng tersebut menceritakan bedah buku bertajuk Aldera Potret Gerakan Politik Kaum Muda 1993-1998 telah dilakukan di 37 kampus di seluruh Indonesia.
“Sejarah menunjukkan kaum muda memiliki peranan penting menuntut dan menjaga demokrasi. Kami berkeliling dari Aceh hingga Papua ke mahasiswa membedah buku Aldera, membuka ruang ruang demokrasi,” Pungkasnya. [red]