Kota Tangsel – Gusri Efendi, pengelola Kampung Konservasi Rimbun menyatakan, selain menjadi tempat kuliner dan wisata, masyarakat dapat mempelajari ‘alam’ di ‘Perpustakaan Tuhan’ yang terletak di Kelurahan Buaran, Kecamatan Serpong tersebut.
“Ini (Kampung Konservasi Rimbun) adalah ‘Perpustakaan Tuhan’. Selain menjadi tempat kuliner, tempat bertemunya manusia dengan manusia, disini juga tempat mempelajari alam. Belajar langsung di ‘Perpustakaan Tuhan’,” kata Gusri Efendi yang juga Ketua Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Kota Tangerang Selatan (Tangsel).
Kurangnya Ruang Terbuka Hijau (RTH) di kota yang berpenduduk 1,6 juta jiwa itu, ungkap Gusri, menjadi dasar dirinya membuka Kampung Konservasi Rimbun. RTH yang diyakini menjadi lokasi berinteraksinya masyarakat, membuat Gusri melengkapi Kampung Konservasi Rimbun dengan berbagai fasilitas pembelajaran.
Di Tangsel itu sekarang lahan terbuka itu kan semakin sempit juga, jadi orang untuk berinteraksi antar masyarakat semakin susah. Maka Rimbun bernama Kampung Konservasi. Konservasi itu kan asal kata konservatif, segala sesuatu dikembalikan seperti apa adanya. Ada tanam hampir 200 jenis tanaman itu kita bikin buat edukasi buat anak-anak ya,” ungkap Gusri.
Disini, kita membuat pelatihan, bagaimana pemanfaatan sampah tanaman, menjaga air, dsb. Ketika anak anak diedukasi langsung di alam, dia bisa cerita apa aja, liat nangka nanti lo bisa cerita nangka itu seperti apa. Disini belajar merdeka,” tegas Gusri.
Hal senada dikatakan Content Creator Kampung Konservasi Rimbun Faisal Alfansury bahwa lokasi tersebut kerap menjadi fasilitator bagi komunitas komunitas, dalam mengembangkan kreatifitas.
“Sebagai ruang terbuka hijau, Rimbun yang identik dengan pepohonan, apapun yang kita kerjakan itu harus ada sisi membangun salah satunya adalah sebagai supporting system teman-teman komunitas. Bagaimana meningkatkan kreatifitas dan Sumber Daya Manusia (SDM) anak anak muda dan komunitas,” sebut Faisal Alfansury. (Red)