Menu

Mode Gelap
Bupati Tangerang Terima Penghargaan Kabupaten Inspiratif Swasembada Pangan Mitra Adhyaksa 2025 Wabup Intan Nurul Hikmah Lepas Fun Walk San Mon 30 Hari Kebaya Nasional, Gubernur Banten Andra Soni: Simbol Identitas Perempuan Indonesia Bapenda Banten Gelar Penyuluhan dan Penyebarluasan Kebijakan Pajak Daerah Serta Opsen PKB dan BBNKB Dinkes Banten Diganjar Penghargaan Dirjen Pas atas Kontribusi Memberikan Pelayanan Kesehatan di UPT Lapas/Rutan

Banten · 22 Agu 2025 ·

Deden Apriandhi: Program ‘Bang Andra’ Bantu Akselerasi Percepatan Pembangunan Kabupaten/Kota


 Sekretaris Daerah Provinsi Banten Deden Apriandhi Hartawan. Foto: ist Perbesar

Sekretaris Daerah Provinsi Banten Deden Apriandhi Hartawan. Foto: ist

Serang – Baru berjalan tiga bulan, Program Bangun Jalan Desa oleh Andra (Bang Andra) yang digagas Gubernur Banten Andra Soni langsung menuai respons luar biasa. Data dari Pemerintah Provinsi (Pemprov) Banten mencatat, hingga pertengahan Agustus 2025, sudah ada 431 ruas jalan desa yang diusulkan untuk diperbaiki.

Sekretaris Daerah (Sekda) Banten, Deden Apriandhi Hartawan, menyebut jumlah usulan tersebut menunjukkan bahwa program ini sangat ditunggu masyarakat. Jalan desa dianggap sebagai urat nadi kehidupan warga, terutama dalam menggerakkan ekonomi lokal.

“Selama ini, masalah klasik di desa adalah akses jalan. Begitu jalannya rusak, aktivitas ekonomi tersendat, anak sekolah susah berangkat, distribusi hasil pertanian terhambat. Karena itu, sejak awal Gubernur menekankan agar program ini benar-benar menyentuh kebutuhan dasar masyarakat,” ujar Deden, Kamis (21/8).

Meski usulan mencapai 431 ruas, Pemprov Banten baru mampu merealisasikan 60 ruas jalan desa pada tahun anggaran 2025. Jumlah itu terdiri dari 40 ruas di APBD murni dan tambahan 20 ruas di APBD perubahan

Menurutnya, program itu tidak hanya merupakan inisiatif sepihak Pemprov Banten, melainkan hasil kolaborasi dengan kabupaten/kota. Usulan pembangunan diverifikasi di tingkat kabupaten/kota sebelum diajukan ke provinsi.

“Semua prosesnya melibatkan pemerintah kabupaten/kota hingga desa. Bahkan, anggota dewan juga bisa mengusulkan sesuai aspirasi masyarakat yang diterima,” tegasnya.

Lebih lanjut, Deden menuturkan, kriteria prioritas pembangunan jalan desa ditentukan berdasarkan dampak terhadap masyarakat, khususnya akses menuju sarana kesehatan, pendidikan, serta mendukung sektor pertanian. Hal ini sekaligus menjadi strategi untuk mengurangi jumlah desa tertinggal di Banten.

“Indikator yang kami kejar adalah desa tertinggal. Maka, akses ke puskesmas, sekolah, hingga jalur distribusi hasil pertanian menjadi faktor utama penentuan titik pembangunan,” jelasnya.

Deden menegaskan, Program Bang Andra bukan berarti mengambil alih kewenangan kabupaten/kota, melainkan bentuk dukungan Pemprov Banten untuk mempercepat pemerataan pembangunan.

“Prinsipnya, provinsi membantu mempercepat pembangunan. Kabupaten/kota tetap harus berkomitmen melaksanakan pembangunan infrastruktur desa. Program Bang Andra hadir untuk memperkuat, bukan menggantikan,” ujarnya.

Dengan adanya program Bang Andra, ia mengatakan, desa-desa di Banten memiliki akses jalan yang lebih baik. Dampaknya diharapkan bisa langsung dirasakan warga desa, mulai dari lancarnya transportasi anak sekolah, berkurangnya biaya logistik hasil pertanian, hingga tumbuhnya potensi wisata desa.

“Kalau jalan sudah bagus, desa bisa berkembang lebih cepat. Indeks desa membangun naik, angka desa tertinggal turun, dan ekonomi masyarakat meningkat. Itulah tujuan akhir Program Bang Andra,” pungkas Deden.

Kepala Dinas PUPR Banten, Arlan Marzan, menjelaskan bahwa anggaran di APBD murni untuk 40 ruas jalan desa tersebut mencapai Rp83 miliar dengan total panjang sekitar 33 kilometer.

Sedangkan untuk Perubahan APBD direncanakan sebesar Rp100 miliar untuk 20 ruas jalan. Ia juga mengungkapkan, dari 431 usulan yang masuk, Kabupaten Lebak menjadi daerah dengan pengajuan terbanyak, disusul Pandeglang, Kabupaten Serang, Kota Serang, dan Kabupaten Tangerang. Kata dia, jenis pekerjaan disesuaikan dengan kondisi wilayah.

“Di Banten selatan, seperti Lebak dan Pandeglang, mayoritas menggunakan betonisasi karena kondisi tanah lembek dan rawan rusak bila hanya diaspal. Sedangkan di daerah tengah dan utara, digunakan hotmix untuk mempercepat pengerjaan sekaligus menjaga kualitas jalan,” ungkap Arlan.[red]

Facebook Comments Box
Artikel ini telah dibaca 71 kali

badge-check

Penulis

Baca Lainnya

Diresmikan Presiden, Gubernur Andra Soni Hadiri Peresmian Pabrik Petrokimia Terbesar di Asia Tenggara 

6 November 2025 - 18:55

Gubernur Andra Soni: Waste To Energy Bukan Sekedar Keinginan Tapi Kebutuhan

6 November 2025 - 05:09

Investasi di Banten Capai Rp 91 Triliun, Andra Soni Tekankan Sinergi Jaga Stabilitas

5 November 2025 - 18:29

Pastikan Pembatasan Jam Operasional Berjalan, Gubernur Andra Soni Gelar Sidak Gabungan 

3 November 2025 - 22:23

Tinawati Andra Soni: Posyandu 6 SPM Langkah Nyata Pemerataan Layanan ke Masyarakat

3 November 2025 - 20:57

Ketua PGRI Banten Jamaluddin Resmi Jabat Kepala Dindikbud Provinsi Banten

3 November 2025 - 14:36

Trending di Banten