Kota Tangerang – Koordinator Presidium Koalisi Aktivis Lingkungan Hidup Tangerang (KALUNG) Ade Yunus pesimis Proyek Pengolahan Sampah Menjadi Energi Listrik (PSEL) yang dilaksanakan oleh PT. Oligo Infra Swarna Nusantara selaku pemenang Lelang dapat beroperasi sesuai target pada Juni 2025.
Pasalnya progres proyek dengan nilai investasi sebesar Rp2,585 triliun tersebut baru memasuki tahapan penataan gunung sampah.
“Sesuai dengan MoU di kantor Kemenko Marves pada 09 Maret 2022 lalu, bahwa Pembangunan sarana atau fasilitas pengolahan sampah menjadi energi listrik ditargetkan dimulai tahun 2023 dan pada tahun 2025 fasilitas tersebut sudah bisa beroperasi, saya pesimis Oligo dapat memenuhi target tersebut mengingat saat ini masih berkutat pada penataan gunungan sampah, ga usah Oligo DLH juga bisa sekedar penataan saja mah,” Ungkap Ade, Jum’at (11/10/2024).
Pria yang akrab disapa Kang Aye tersebut mengingatkan PT. Oligo Infra Swarna Nusantara agar bertindak profesional melaksanakan proyek PSEL sesuai dengan target yang ditentukan sebagaimana tertuang dalam kontrak MoU.
“Progressnya sangat lambat dan terkesan tidak profesional, saya ingatkan dalam waktu dekat akan terjadi peralihan transisi kekuasaan dilevel nasional dan daerah, bila PSEL belum beroperasi juga kita akan dorong Pemerintahan Baru untuk revisi Perpres dan kaji ulang PT. Oligo selaku pemenang Lelang PSEL di Kota Tangerang,” Tandasnya.
Sebagaimana dilansir dari media Antara, Direktur Utama PT Oligo Infra Swarna Nusantara Agung Dipo dalam keterangannya di Tangerang Selasa mengatakan, pembangunan teknologi PSEL itu merupakan tindak lanjut dari kerja sama yang telah dilakukan sebelumnya.
“Jadi, pelaksanaan pembangunan tahap awal ini sudah melalui proses mekanisme yang ada dari kontrak dengan Pemkot Tangerang, serta perizinan di Kementerian Lingkungan Hidup,” kata Agung sebagaimana dikutip dari Antara, Selasa (03/09/2024).
Ia berharap proses pembangunan tahap awal ini berjalan dengan lancar dan penanganan sampah yang dilakukan Pemkot Tangerang bisa lebih efektif.
“Di mana-mana sudah krisis sampah, kita berharap bisa membantu mengatasi persoalan sampah di Kota Tangerang,” kata Agung Dipo.
Direktur PT Oligo Infrastruktur Indonesia Bobby Ronning menambahkan, pembuatan tempat pembakaran sampah berteknologi ramah lingkungan dilakukan di wilayah Kecamatan Jatiuwung tahun 2026.
Pembangunan tempat pengolahan sampah ramah lingkungan ini ditetapkan oleh pemerintah pusat sebagai proyek strategis nasional (PSN). Untuk tahap awal, pihaknya melakukan penataan sampah di lokasi TPA Rawa Kucing, Kecamatan Neglasari.
“Kerja sama ini memang untuk membantu pemerintah kota mengatasi persoalan sampah yang kita hari terus bertambah. Makanya, kami akan mengkonversikan ke tenaga listrik,” katanya.
Ia menambahkan, pembangunan teknologi PSEL merupakan proyek strategis nasional (PSN) yang membutuhkan perhatian serius. Meski demikian, dia berharap proyek PSEL ini dapat dijalankan dalam waktu dekat.
“Semakin cepat semakin baik, karena memang sudah mendesak. Proyek ini kan bukan proyek sembarangan, karena proyek ini kan proyek pertama. Kita lihat mencari-cari keadaan, bagaimana keadaannya seperti ini, berarti kan lebih cepat lebih baik,” sambungnya.
Sekretaris Dinas Lingkungan Hidup Kota Tangerang Dadang Basuki mengatakan, produksi sampah di Kota Tangerang mencapai 1.500 sampai 1.800 ton per hari.
“Per hari produksi itu 1.500 sampai 1.800 ton. Dan kondisi TPA ini hampir over kapasitas. Makanya ini kegiatan yang kita tunggu-tunggu untuk penataan,” katanya.
Dadang berharap, pengoperasian fasilitas pengolahan sampah terpadu ramah lingkungan yang akan dilakukan oleh PT Oligo itu dapat dilakukan dalam waktu dekat.
“Dengan menggunakan sistem teknologi Pengolahan Sampah Energi Listrik -PSEL- di Kota Tangerang tentunya akan menjadi solusi dalam mengatasi persampahan dengan keterbatasan lahan TPA Rawa Kucing yang memiliki luas 34 hektare,” kata Dadang. [red]