Jakarta – Prabowo bersaing dengan Anies Baswedan di pemilih lapisan bawah. Sementara pada pemilih lapisan atas, pertarungan terjadi antara Prabowo dan Ganjar Pranowo.
Demikian kesimpulan studi yang dilakukan Profesor Saiful Mujani dan dipresentasikan pada program ‘Bedah Politik bersama Saiful Mujani’ episode “Dinamika Elektabilitas Anies, Ganjar, dan Prabowo” yang disiarkan di kanal YouTube SMRC TV pada Kamis, 11 Mei 2023.
Saiful menjelaskan bahwa sejak Desember 2022 sampai April 2023, terjadi perubahan pola kecenderungan pilihan presiden.
Pada Desember 2022, dukungan pada Ganjar 36,1 persen, turun menjadi 33,2 persen di awal April 2023. Anies mengalami penurunan dari 27 persen menjadi 24,2 persen di periode yang sama.
Anies dan Ganjar masing-masing mengalami penurunan sekitar 3 persen. Sebaliknya Prabowo mengalami kenaikan suara dari 25 persen menjadi 31,5 persen. Kenaikannya sekitar 6 persen. Terlihat kenaikan Prabowo mengambil suara Ganjar maupun Anies.
Terhadap fenomena ini, Profesor Saiful Mujani melakukan studi untuk melihat segmen pemilih yang berubah sejak Desember 2022 sampai awal April 2023. Pertama pada pemilih pedesaan dan perkotaan. Di pedesaan, dari Desember 2022 ke April 2023, terjadi kenaikan suara pada Prabowo, dari 29 ke 34 persen. Suara Ganjar di periode tersebut relatif stabil dari 33 menjadi 32 persen. Sementara Anies cenderung menurun dari 25 menjadi 22 persen.
“Di desa terjadi pertarungan yang cukup sengit antara Anies dengan Prabowo. Dan nampaknya yang menang untuk sementara ini adalah Prabowo. Sedangkan Ganjar tidak ikut bertarung di wilayah ini. Suaranya relatif stabil,” jelas Saiful.
Sebaliknya di perkotaan, lanjut Saiful, terlihat pertarungan antara Ganjar dengan Prabowo. Dari periode Desember 2022 ke April 2023, Prabowo naik dari 21 ke 29 persen. Sementara Ganjar mengalami penurunan dari 39 ke 34 persen. Anies juga sedikit menurun tapi tidak terlalu signifikan, dari 29 ke 26 persen.
“Terlihat bahwa pertarungan di perkotaan adalah antara Prabowo dan Ganjar. Dan nampaknya yang memenangkan pertarungan (dalam empat bulan terakhir) di wilayah ini adalah Prabowo Subianto,” kata Saiful.
Saiful menyatakan bahwa yang tidak punya HP umumnya tinggal di pedesaan. Mereka kurang punya akses pada informasi. Cenderung tidak terpapar isu. Karena itu, di wilayah ini, yang terjadi adalah perang tanpa isu. Yang mungkin terjadi adalah mobilisasi.
Pemilih yang tinggal di kota, relatif terpelajar, memiliki HP, dan mengakses media sosial mengalami perubahan dukungan di mana Ganjar menurun dan suaranya sebagian pindah ke Prabowo. Sebaliknya pemilih pedesaan, berpendidikan rendah, tidak memiliki HP, dan tidak mengakses media sosial, terjadi pengurangan suara pada Anies dan Prabowo menguat.
“Data ini menunjukkan bahwa pertarungan pada lapisan atas dan bawah dalam empat bulan terakhir dimenangkan oleh Prabowo,” pungkasnya. [red]