Kota Tangerang – Setelah beroperasi dan MoU dengan Perusahaan Solusi Bangun Indonesia, kini, hasil mesin Refused Derived Fuel (RDF) di TPA Rawa Kucing kembali dilirik oleh PT Indocement Tunggal Perkasa (INTP), untuk menjalin MoU dan siap menerima 500 ton per hari RDF dari Kota Tangerang.
Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Tangerang Wawan Fauzi mengatakan, TPA Rawa Kucing baru saja menerima kunjungan dari Indocement. Hasilnya, Indocement tertarik untuk menjalin kerja sama, yaitu siap menerima 500 ton RDF setiap harinya.
“Indocement mengapresiasi dan merasa hasil RDF TPA Rawa Kucing Kota Tangerang lebih bagus dibanding wilayah lainnya yang sudah dikunjunginya. Maka, mereka langsung menyatakan siap menjalin kerja sama lewat proses MoU, dan segera disiapkan,” ungkap Wawan, Kamis (02/01/2025).
Ia pun menyatakan, Fasilitas RDF di TPA Rawa Kucing telah mengoperasikan dua lini produksi dengan kapasitas masing-masing 25 ton sampah per hari atau 50 ton municipal solid waste (MSW) per hari. Hasilnya, 50 ton sampah tersebut diolah menjadi 25 hingga 30 ton RDF per hari.
“Di mana per harinya satu mesin RDF mampu mengolah 25 ton sampah menjadi bahan bakar yang setara dengan batu bara. Maka, jika dimasifkan dua mesin dan waktu operasi dimaksimalkan, setidaknya lebih dari 50 ton sampah setiap harinya berhasil diolah,” jelas Wawan.
TAHUN 2021 PERNAH KEMBANGKAN RDF BEKERJASAMA DENGAN PT. INDONESIA POWER
Diketahui sebelumnya pada 23 April 2021 Kota Tangerang terpilih menjadi Kota pertama di pulau Jawa sebagai lokasi pembangunan laboratorium riset dan pengembangan teknologi Refuse Derived Fuel (RDF) sebagai sumber energi terbarukan dan pengelolaan sampah perkotaan.
Terpilihnya Kota Tangerang ditandai dengan ditandatanganinya kesepakatan bersama antara Pemkot Tangerang dengan PT. Indonesia Power tentang kerjasama penyediaan bahan bakar jumputan padat untuk cofiring Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU).
Tak tanggung-tanggung pada 28 April 2021 Komisaris Utama PLN, Amien Sunaryadi memantau langsung proses pengolahan sampah menggunakan teknologi Refuse Derived Fuel (RDF) di TPA Rawa Kucing tersebut.
Bahkan saat itu, 800Kg RDF dari TPA Rawa Kucing sudah dikirim ke PLTU Banten 3 Lontar untuk diuji coba sebagai bahan bakar jumputan padat untuk cofiring Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) Lontar yang sebelumnya batubara.
Namun, upaya tersebut tidak berlanjut karena masih terus dilakukan ujicoba untuk menentukan kandungan yang tepat dari sampah untuk dijadikan bahan bakar jumputan padat untuk cofiring Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) Lontar tersebut. [red]