Kota Tangerang – Kota Tangerang boleh berbangga, pasalnya salah satu produk denim ‘Lea Jeans’ adalah brand atau merek yang diproduksi oleh perusahaan asal Kota Tangerang, PT Lea Sanent yang berlokasi di Jl. Gatot Subroto Cimone Karawaci Kota Tangerang.
Ditulis dalam laman Merdeka, berdasarkan akte perusahaan, merek ini pertama kali diluncurkan pada 1976. Padahal awal produksi sudah sejak 1972 dan menyediakan pakaian kasual, jeans, serta aksesoris dengan desain dan gaya ala Amerika.
Hal tersebut dipertegas dengan kehadiran warna di logo pada merek Lea yang sangat mirip dengan bendera negara adidaya itu. Hal itulah yang membuat banyak orang terkecoh dengan merek Lea.
Saban bulan, penjualan jin tembus 30.000 potong, dengan harga jual paling murah di kisaran Rp 300.000 per potong.
Sejatinya, sang pendiri, Gani Sandjaja, sudah merintis bisnis garmen semenjak 1972, namun belum memproduksi jin. Lea Jeans baru ada empat tahun kemudian.
Kini, dengan lebih dari 300 karyawan di bagian produksi, seluruh pembuatan produk denim Lea Jeans berpusat di pabrik yang ada di daerah Cimone, Tangerang
Generasi Kedua
Saat ini kendali bisnis Lea Jeans ada di generasi kedua. Gani sudah menyerahkan tongkat komando ke anak bungsu dan lelaki satu-satunya, Leo Sandjaja yang duduk di kursi direktur Lea Sanent. Kedua kakaknya juga ikut membantu mengelola perusahaan.
“80 persen sudah diserahkan ke kami. Hanya, saya masih menyerahkan produksi ke papa, karena, kan, beliau detail. Misalnya, mau pakai bahan mana,” kata Leo yang bergabung dengan Lea Jeans pada 2004.
Meski begitu, awalnya Leo menolak keinginan sang ayah untuk meneruskan bisnis Lea Jeans. Sedang menempuh studi strata dua (S2) di Amerika Serikat (AS) jadi alasan pria kelahiran Jakarta, 16 Juni 1977, ini tak langsung menerima permintaan ayahnya tersebut
Hanya Paradigma
Selain warna logo yang mirip dengan bendera Amerika, ternyata produk tersebut sengaja dibangun dengan imej Amerika. Hal itu erat kaitannya dengan padangan masyarakat yang menilai bahwa best denim is Amerika.
“Banyak orang yang suka dengan produk Amerika pada saat itu, dan itulah jati diri Lea sampai sekarang ini,” kata Direktur PT Lea Sanent, Leo Sandjaja, seperti dikutip laman Leajeans.
Sebelum memiliki 34 outlet yang tersebar di seluruh Indonesia, Lea menjual produknya lewat jaringan sendiri, dengan segmentasi berusia 25-35 tahun. Namun, Leo mengatakan tak menutup kemungkinan banyak yang berusia di atas 35 tahun.
“Customer Lea lebih banyak pada pria,” kata suami Laura Basuki itu.