Menu

Mode Gelap
Hari TBC Se-Dunia, Dinkes Kota Tangerang Salurkan Bantuan Kesehatan PMT TBC Banjir Tangerang Raya, Gubernur Banten Andra Soni: Prioritas Utama Penanganan Korban Terdampak Banjir Waduh! Besok Forum Mahasiswa Hukum Bakal Gelar Aksi di Mabes Polri Desak Kades Kohod Segera Diperiksa Kawendra Bersama Gus Fawait dan BP2MI Gerak Cepat Pulangkan Pekerja Migran Asal Jember dari Arab Perempuan PKS Sambut Program Wakil Bupati Tangerang Terpilih Intan Nurul Hikmah

Banten · 7 Sep 2024 ·

Pilkada Banten, Aktivis Serukan Masyarakat Selektif Memilih Kepala Daerah yang Bersih dari Rekam Jejak Korupsi


 Aktivis dan Koordinator  Jaringan Nurani Rakyat (Janur), Ade Yunus. Foto: TangerangPos Perbesar

Aktivis dan Koordinator Jaringan Nurani Rakyat (Janur), Ade Yunus. Foto: TangerangPos

Kota Tangerang – Studi yang dilakukan Eric Chetwynd dkk, “Corruption and Poverty: A Review of Recent Literature(2003),” menyediakan landasan teori yang kuat soal hubungan korupsi dan kemiskinan.

Studi tersebut ingin menunjukkan bahwa korupsi memang tidak bisa langsung menghasilkan kemiskinan. Namun korupsi memiliki dampak langsung terhadap tata kelola pemerintahan dan perekonomian, yang pada akhirnya melahirkan kemiskinan.

Hal tersebut diungkapkan oleh aktivis dan penggiat sosial Jaringan Nurani Rakyat (Janur) Banten, Ade Yunus saat Cofee Morning “Banten Maju Tanpa Korupsi”, disalahsatu bilangan Tempat makan di Kota Tangerang, pada Sabtu, (08/09/2024).

“Praktek korupsi semacam inilah yang sesungguhnya memiskinkan rakyat karena sangat terkait dengan seluruh kebijakan publik dan menyangkut hajat hidup orang banyak,” Ungkap Ade.

Menurut Ade persoalan kemiskinan, pengangguran, dan kesenjangan saat ini masih menjadi masalah utama di Provinsi Banten.

“BPS mencatat bahwa terdapat 791,610 orang miskin di Provinsi Banten, jumlah pengangguran terbuka di Banten tertinggi se-Indonesia yang mencapai 425 ribu jiwa atau 7,02 persen dari total angkatan kerja,” sambungnya.

Ade menerangkan bahwa angka kemiskinan dan pengangguran di Banten tak akan mengalami perubahan signifikan di masa depan ketika kebanalan korupsi oleh pemimpinnya terus saja menggerogoti anggaran-anggaran daerah yang dialokasikan untuk mengentaskan kemiskinan dan mempersempit kesenjangan.

Selain itu, Ade menegaskan bahwa kebanalan dan kebrutalan korupsi akan menciptakan distorsi bagi perekonomian, termasuk kerangka kebijakan dan hukum yang mengakibatkan sekelompok masyarakat tertentu memiliki keuntungan yang lebih dibanding kelompok masyarakat yang lain.

“Karena itu, dalam The Laws, filsuf Plato mengatakan bahwa korupsi tidak hanya memiskinkan rakyat, tapi juga membusukkan peradaban,” Tandasnya.

Untuk itu, Ade menyerukan pendidikan politik secara terus-menerus kepada rakyat agar selektif dalam memilih pemimpin pada Pemilihan Kepala Daerah, karena kepemimpinan yang transformatif adalah kunci perubahan radikal dalam tata kelola dan inovasi kebijakan daerah.

“prinsip-prinsip dalam good governance (transparan, akuntabel, responsif, partisipatif) dalam tata kelola pemerintahan daerah adalah sesuatu yang tak bisa ditawar, kepala daerah yang kapabel, jujur, berintegritas, visioner, serta selalu terbuka terhadap hal-hal baru merupakan faktor utama dalam inovasi dan tata kelola daerah,” Pungkasnya. [red]

Facebook Comments Box
Artikel ini telah dibaca 82 kali

badge-check

Penulis

Baca Lainnya

MTQ XXII Tingkat Provinsi Banten, Andra Soni: Upaya Membumikan Al Qur’an

26 April 2025 - 22:24

DPRD Banten Dukung Gubernur Soal SPMB, Ade Awaludin: Laporkan Bila Ada Titip Menitip

26 April 2025 - 09:13

Kepala Sekolah Ditugaskan Sesuai Domisili, Andra Soni: Supaya Tidak Ada Alasan Terlambat Karena Jauh

25 April 2025 - 22:27

Soal SPMB, Gubernur Banten Andra Soni: Tidak Boleh Ada Titip Menitip

25 April 2025 - 18:58

Hari Otonomi Daerah ke-29, Gubernur Banten Andra Soni: Kunci Pemerataan Pembangunan

25 April 2025 - 11:30

Nana Supiana: Pemprov Banten Bersama 8 Kabupaten/ Kota Komitmen Dukung Suksesnya Latsitardanus XLV/ 2025

24 April 2025 - 15:27

Trending di Banten