Kota Tangerang – Akademisi dan Pemerhati Kebijakan Publik, Memed Chumaedi menanggapi usulan DPRD Provinsi Banten yang tetap ‘keukeuh’ usulkan nama Al Muktabar sebagai salah satu nama yang diusulkan sebagai Penjabat Gubernur Banten.
“Kami hormati keputusan kolektif kolegial DPRD Banten dalam mengambil Keputusan, namun menyayangkan atas pengabaian aspirasi masyarakat Banten yang menolak nama Al Muktabar untuk diusulkan kembali,” terang Memed kepada awak media, Sabtu, (08/04/2023).
Dosen FISIP Universitas Muhammadiyah Tangerang tersebut menambahkan bahwa mestinya DPRD Banten mempertimbangkan aspirasi masyarakat Banten diruang publik dan terlebih ssbagai lembaga Pengawas Eksekutif, DPRD Banten memiliki catatan sepanjang Al Muktabar menjabat banyak terjadi disharmoni dengan pejabat Eselon II Pemprov Banten.
“Statement ketua DPRD Banten sudah sangat tepat, bahwa idealnya jabatan Penjabat Gubernur tidak boleh terlalu lama, bila Al Muktabar kembali diusulkan dan kemudian ditetapkan kembali, maka Al Muktabar akan menjabat Penjabat Gubernur selama kurun waktu hampir satu Periode jabatan Gubernur definitif, sangat terlalu lama menjabat sebagai Penjabat,” tambahnya.
Keputusan DPRD Banten tetap mengusulkan kembali nama Al Muktabar sebagai Penjabat Gubernur, menurut Memed justru memperterang desas-desus dugaan ‘barter’ beberapa fraksi bersedia mengusulkan kembali Al-Muktabar, asal Al-Muktabar mau melantik pejabat eselon 3 dan 4 yang diusulkan oleh DPRD.
“Saya kira kemaren sekedar isu dan desas desus saja, dengan keputusan DPRD Banten yang tetap mengusulkan nama Al Muktabar makin nampak terlihat dan terang benderang atas dugaan tersebut,” tegasnya.
Menyikapi statement yang mengatakan bahwa DPRD Banten tidak memiliki kedekatan personal dengan ketiga nama yang diusulkan, menurut Memed hal tersebut terlalu ambigu dan naif.
“Bagaimana tidak memiliki hubungan kedekatan Personal, setiap pembahasan dan Rapat-rapat pembahasan anggaran dan kebijakan selama ini DPRD Banten dengan siapa? Kan sama Pj. Gubernur Banten yang sekarang menjabat, bahkan lebih lucunya lagi DPRD mengusulkan dua nama lainya hanya melihat dari CV, mestinya kan juga bisa dilihat dari jejak digital dan track record instansi tempatnya bernaung,” tukasnya.
Memed meyakini bahwa Presiden dapat jeli menangkap aspirasi masyarakat Banten diruang publik dan tidak menetapkan kembali Penjabat Gubernur Banten yang dinilai gagal membuat kondusifitas birokrasi di Provinsi Banten.
“Saya percaya Pak Presiden sangat jeli melihat kondisi di Banten, beliau akan memilih putra terbaik untuk menjaga kondusifitas Provinsi Banten, khususnya menjaga harmonisasi birokrasi dalam mensukseskan program RPD dan Program Nasional mensejahterakan masyarakat Banten,” pungaksnya. [red]