Banten – Pemerintah Provinsi Banten memiliki utang ke PT Sarana Multi Infrastruktur (SMI) sebesar Rp 800 miliar. Utang ratusan milliar tersebut merupakan warisan kepemimpinan era Wahidin Halim untuk Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN) yang ditimbulkan Pandemi Covid-19.
HISTORY UTANG Rp.800 MILYAR
Pada tahun 2020, keuangan Pemprov Banten tersendat. Ditambah kas daerah sebesar Rp1,9 triliun tertahan di Bank Banten.
Sedangkan di sisi lain, Pemprov Banten juga harus menyelesaikan sejumlah proyek pembangunan infrastruktur, salah satunya Banten Internasional Stadion (BIS).
DICICIL SEJAK 2021, KINI SISA UTANG 414 MILYAR
Utang era Wahidin Halim tersebut telah dicicil sejak tahun tahun 2021, saat itu Pemprov Banten membayar utang ke PT SMI sebesar Rp 8,9 miliar.
Kemudian pada tahun 2022, utang yang dibayar Pemprov Banten sebesar Rp 34,6 miliar, tahun 2023 dibayar sebesar Rp 138 miliar dan pembayaran 2024 sebesar Rp 138 miliar.
Sedangkan sisa utang sebesar Rp 414 miliar, bakal diwariskan pada era Andra Soni sebagai Gubernur Banten terpilih periode 2024-2029.
Dalam struktur Rancangan Anggaran Pendapatan Belanja Daerah (APBD) tahun anggaran 2025, Pemprov Banten kembali mengalokasikan anggaran Rp138 miliar untuk membayar utang tersebut.
Pemprov Banten jadikan pembayaran hutang kepada SMI sebagai prioritas dan telah mengalokasikan pos anggaran khusus menjadi belanja wajib setiap tahun Anggaran.
Pemprov Banten berencana melunasi utang tersebut hingga 2028 dengan cara dicicil dengan alokasi anggaran Rp138 Milyar setiap tahun.
BIS YANG TERBENGKALAI PERNAH DISENTIL ERNEST PRAKASA
Pembangunan Banten Internasional Stadium (BIS) yang kini kondisinya terbengkalai dan penuh dengan semak belukar pernah disentil dan dikritik oleh Komika Ernest Prakasa.
Dalam cuitannya di akun X @ernestprakasa, Ernest Prakasa menyindir anggaran sebesar itu. Ia membayangkan jika uang tersebut dijadikan Bantuan Tunai Langsung (BLT) ketimbang dihamburkan untuk bangunan yang kini terbengkalai tersebut.
“Kalo dibagiin jadi BLT bayangkan berapa banyak keluarga akan terbantu,” kata Ernest, dikutip Senin (20/5/2024).
Ernest tak habis pikir terkait perencanaan pembangunan BIS yang tidak memiliki manfaat apapun yang kondisinya kini sangat miris dan terbengkalai.
“Kalo dipake untuk renovasi sekolah bayangkan berapa banyak anak-anak akan tersenyum. Sinting,” tulisnya.
[red]