Menu

Mode Gelap
Hari TBC Se-Dunia, Dinkes Kota Tangerang Salurkan Bantuan Kesehatan PMT TBC Banjir Tangerang Raya, Gubernur Banten Andra Soni: Prioritas Utama Penanganan Korban Terdampak Banjir Waduh! Besok Forum Mahasiswa Hukum Bakal Gelar Aksi di Mabes Polri Desak Kades Kohod Segera Diperiksa Kawendra Bersama Gus Fawait dan BP2MI Gerak Cepat Pulangkan Pekerja Migran Asal Jember dari Arab Perempuan PKS Sambut Program Wakil Bupati Tangerang Terpilih Intan Nurul Hikmah

Banten · 12 Apr 2025 ·

Proyek Strategis Nasional: PSEL Kota Tangerang ‘Mandeg’?, PSEL Kota Tangsel Siap Groundbreaking


 Koordinator Koalisi Aktivis Lingkungan Hidup Tangerang (Kalung), Ade Yunus saat mengerakkan Ratusan Relawan untuk membersihkan Sampah TPA Cipeucang Kota Tangerang Selatan yang longsor menutupi badan sungai Cisadane pada tahun 2020 lalu.Foto: TangerangPos Perbesar

Koordinator Koalisi Aktivis Lingkungan Hidup Tangerang (Kalung), Ade Yunus saat mengerakkan Ratusan Relawan untuk membersihkan Sampah TPA Cipeucang Kota Tangerang Selatan yang longsor menutupi badan sungai Cisadane pada tahun 2020 lalu.Foto: TangerangPos

Tangerang – Berdasarkan Peraturan Presiden (Perpres) Nomor 12 Tahun 2025 tentang RPJMN Tahun 2025 – 2029, Presiden Prabowo Subianto tetapkan 29 Proyek Strategis Nasional (PSN) baru.

Dalam beleid itu tertera bahwa terdapat 77 PSN indikatif yang terdiri dari 29 PSN baru, sedangkan sisanya sebanyak 48 PSN merupakan proyek lanjutan atau carry over yang telah dicanangkan pada periode Presiden ke-7 RI Joko Widodo (Jokowi).

Salah satu Proyek Strategis Nasional di Provinsi Banten adalah Program Pembangunan Instalasi Pengolah Sampah Menjadi Energi Listrik (PSEL) Berbasis Teknologi Ramah Lingkungan yang berlokasi di Kota Tangerang dan Kota Tangerang Selatan.

PSEL Kota Tangerang ‘Mandeg’?

Kota Tangerang menjadi Kota pertama di Provinsi Banten yang bakal melaksanakan Proyek Pengolahan Sampah Menjadi Energi Listrik (PSEL) usai ditandantanganinya MoU antara Wali Kota Tangerang saat itu Arief R Wismansyah dan Komisaris Utama PT. Oligo Infra Swarna Nusantara Prof. Dr. Bambang P. Brodjonegoro dengan disaksikan langsung Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Panjaitan di kantor Kemenko Marves pada 09 Maret 2022 silam.

Proyek dengan nilai investasi sebesar Rp2,585 Triliun atau setara 184,65 juta dolar AS tersebut ditargetkan dimulai tahun 2023 dan pada tahun 2025 fasilitas tersebut sudah bisa beroperasi.

Namun, tiga tahun sejak MoU ditandatangani, berdasarkan catatan kami PT. Oligo Infra Swarna Nusantara baru melaksanakan kegiatan Sosialisasi, Addendum AMDAL dan terakhir penataan Gunungan sampah pada September 2024 lalu.

Sesuai target pada tahun 2025 fasilitas PSEL tersebut harusnya sudah bisa beroperasi namun hingga saat ini belum nampak aktivitas pembangunan fasilitas di TPA Rawa Kucing. Padahal proyek tersebut sangat mendesak mengingat kondisi TPA Rawa Kucing sudah hampir over kapasitas.

PSEL Kota Tangerang Selatan Dimulai

PT Maharaksa Biru Energi Tbk (OASA) bakal membangun fasilitas Pengolahan Sampah Menjadi Energi Listrik (PSEL) Cipeucang, di Tangerang Selatan, Banten.

Proyek ini digarap OASA melalui konsorsium unit usahanya PT Indoplas Energi Hijau bersama China Tianying Inc (CNTY).

Presiden Direktur OASA Bobby Gafur Umar mengatakan, nilai investasi proyek tersebut mencapai Rp 2,6 triliun. Proyek itu rencananya mulai dibangun pada awal tahun 2026 dengan target groundbreaking di tahun ini, dan target beroperasi 2028.

“Kami berharap groundbreaking bisa tahun ini. Pembangunan prasarana pengolahan sampah ini merupakan salah satu bukti komitmen pemerintah daerah dalam membenahi tata kelola persampahan di Tangsel,” katanya dalam konferensi pers di kantornya di Kawasan SCBD, Jakarta, Jumat (11/4/2025).

Nantinya PSEL Cipeucang akan mengolah sedikitnya 1.100 ton sampah, menggunakan teknologi MGI atau Moving Grate Incinerator yang bisa mengolah sampah sampai 90%.

Teknologi ini mengikuti standar internasional, yakni green energy yang tidak menimbulkan gangguan lingkungan berupa asap dan bau.

Bobby menyebut tempat pengolahan serupa sudah ada di negara tetangga, Singapura. Menurutnya Surat Penetapan Pemenang Lelang proyek tersebut telah dikeluarkan oleh otoritas Pemda Tangsel, 21 Maret 2025 lalu.

“Kami tinggal menunggu penunjukan formal dari Bapak Walikota Tangsel,” tuturnya.

Ia menambahkan, Tempat Penampungan Akhir (TPA) Cipeucang yang berlokasi di Serpong, Tangerang Selatan, Banten, selama ini menjadi satu-satunya tumpuan tempat penampungan dan pengolahan akhir sampah yang berasal dari seluruh wilayah Tangerang Selatan.

“TPA Cipeucang ini sudah penuh dan tidak lagi memadai, karena volume sampah masyarakat terus bertambah. Fasilitas pengolahan sampah yang lebih modern sangat dibutuhkan,” sebut Bobby.

Adapun PSEL yang akan dibangun adalah prasarana modern yang ramah lingkungan. Listrik yang dihasilkan oleh PSEL ini adalah energi bersih dan terbarukan.

Fasilitas ini, nantinya akan mampu memproses sedikitnya 1.000 ton sampah baru dan 100 ton sampah lama yang ada di TPA Cipeucang dalam sehari. Adapun kapasitasnya mencapai 25 megawatt (MW), yang mana sekitar 5 mw lebih akan diperuntukkan untuk OASA sementara 19 megawatt dijual ke PLN.

Pengolahan sampah lama yang ada di TPA Cipeucang, menurut dia, menjadi hal yang sangat penting dalam rangka mengeliminasi pencemaran lingkungan di. Ia yakin, PSEL Cipeucang ini nantinya akan mampu mengurangi beban TPA yang sudah sangat sesak sampah, dan cenderung menjadi lokasi yang tidak sehat.

“Yang jelas, PSEL ini nantinya akan menjadi salah satu fasilitas yang dapat meningkatkan kualitas hidup masyarakat Tangsel. Selain itu, PSEL ini tidak hanya memberikan solusi modern bagi masalah persampahan, tapi juga berkontribusi pada penyediaan energi terbarukan dan ramah lingkungan,” imbuh Bobby.

Hingga saat ini, sampah-sampah rumah tangga dan sampah lainnya terus menggunung di TPA Cipeucang. Kendaraan pengangkut sampah dari berbagai wilayah Tangsel harus antre untuk menurunkan muatan sampah di tempat ini. Terus bertambahnya volume sampah di TPA Cipeucang mendapat keluhan dari warga.

Bobby menambahkan, proyek modern ini akan dibangun oleh OASA bermitra dengan CNTY (China Tianying Inc) sebuah perusahaan asal China yang juga sudah berpengalaman dalam pengolahan sampah modern.

“Konsep kerjasamanya menggunakan skema BOT selama 27 tahun konsesi, dengan masa konstruksi tiga tahun,” ujarnya. CNTY juga merupakan pemegang lisensi teknologi yang akan digunakan di proyek tersebut.

Pada kesempatan itu Bobby juga mengumumkan bahwa OASA sudah memenangkan proyek pengolahan sampah 2 ribu ton per hari di kawasan Jakarta. Dalam hal ini OASA menggandeng partner dari Jerman untuk pembiayaan dan penyediaan teknologi.

“Di Jakarta capexnya itu sekitar total sama financing segala macam di atas Rp 6 triliun,” tutupnya.[red] [red]

 

Facebook Comments Box
Artikel ini telah dibaca 129 kali

badge-check

Penulis

Baca Lainnya

Berturut-turut IKPP Tangerang Kembali Raih Penghargaan K3 Award dari Gubernur Banten

23 April 2025 - 20:39

Gubernur Banten Andra Soni Optimis Provinsi Banten Swasembada Pangan 

23 April 2025 - 18:58

Inilah 7 Arahan Gubernur Banten Andra Soni dalam Menyusun Renstra 2025-2029

22 April 2025 - 18:02

Mengerucut! Inilah Tiga Nama Calon Sekda Banten Usulan DPRD Banten

22 April 2025 - 11:10

Miris! Gedung SMAN 1 Carenang Memprihatinkan, Pemerhati Pendidikan: Copot Plt.Kepala Dindikbud Banten

22 April 2025 - 10:07

Gubernur Banten Andra Soni: Program KB Untuk Tingkatkan Kualitas SDM

21 April 2025 - 22:11

Trending di Banten