Menu

Mode Gelap
Bupati Tangerang Terima Penghargaan Kabupaten Inspiratif Swasembada Pangan Mitra Adhyaksa 2025 Wabup Intan Nurul Hikmah Lepas Fun Walk San Mon 30 Hari Kebaya Nasional, Gubernur Banten Andra Soni: Simbol Identitas Perempuan Indonesia Bapenda Banten Gelar Penyuluhan dan Penyebarluasan Kebijakan Pajak Daerah Serta Opsen PKB dan BBNKB Dinkes Banten Diganjar Penghargaan Dirjen Pas atas Kontribusi Memberikan Pelayanan Kesehatan di UPT Lapas/Rutan

Nasional · 28 Agu 2025 ·

Habib Idrus Warning! Game Online Bisa Jadi Jerat Anak Jika Tanpa Literasi


 Anggota DPR RI Fraksi PKS Habib Idrus Salim Aljufrie. Foto: ist Perbesar

Anggota DPR RI Fraksi PKS Habib Idrus Salim Aljufrie. Foto: ist

Jakarta – Fenomena kecanduan game online menjadi salah satu bahasan hangat dalam webinar “Ruang Digitalisasi Anak Aman dan Sehat”.

Acara yang diikuti 250 lebih peserta daring ini mempertemukan Habib Idrus Salim Aljufri dengan pakar komunikasi Dr. Rulli Nasrullah dan psikolog pendidikan Dr. Muhammad Iqbal.

Habib Idrus mengingatkan bahwa peluang digital sangat besar, tapi juga sarat risiko. “Game online bisa melatih daya saing, tapi jika tanpa literasi, ia berubah menjadi jerat yang menenggelamkan anak-anak kita,” ujarnya.

Dr. Rulli mengelaborasi dengan perspektif akademik. Ia menegaskan bahwa bermain—baik di dunia nyata maupun digital—adalah sarana penting bagi perkembangan kognitif dan sosial anak. Namun, ketika game online mendominasi, muncul risiko kesehatan, kecanduan, dan penarikan diri dari ineraksi nyata.

“Anak sering lebih nyaman di ruang maya ketimbang dunia nyata. Inilah yang harus diantisipasi dengan pendampingan,” jelasnya.

Dr. Iqbal menambahkan dimensi keluarga: “Gawai menyediakan apresiasi instan, sesuatu yang sebenarnya anak butuhkan dari lingkungan terdekatnya. Kalau orang tua tidak hadir, anak mencari pengakuan itu di game,” terangnya.

Peserta juga mengungkap keresahan nyata. Septi Setia Rini, misalnya, menyoroti maraknya anak SD yang menjadi konten kreator dengan isi konten tak sesuai usia.

“Mereka sibuk mengejar popularitas daripada belajar,” ungkapnya. Dr. Rulli menanggapi dengan menekankan lemahnya penyaringan platform yang memungkinkan anak memalsukan usia, sehingga tanggung jawab orang tua semakin besar.

Habib Idrus menutup dengan penekanan kuat: “Game online bisa jadi peluang, tapi juga bencana. Kuncinya ada di literasi digital. Kalau keluarga, sekolah, masyarakat, dan negara berjalan bersama, ruang digital kita akan aman untuk anak-anak,” Pungkasnya. [red]

Facebook Comments Box
Artikel ini telah dibaca 26 kali

badge-check

Penulis

Baca Lainnya

Diresmikan Presiden, Gubernur Andra Soni Hadiri Peresmian Pabrik Petrokimia Terbesar di Asia Tenggara 

6 November 2025 - 18:55

Sempat Unggul, Indonesia U-17 Tumbang 1-3 Saat Lawan Zambia U-17

5 November 2025 - 01:00

Waduh, Gubernur Kena Operasi Tangkap Tangan KPK

3 November 2025 - 19:11

Gubernur Andra Soni: Sinergi Pusat dan Daerah Wujudkan Tata Kelola Pemerintahan Efektif Efisien 

23 Oktober 2025 - 23:11

Mitsubishi Electric Dorong Prinsip Keberlanjutan Sebagai Kunci Ketahanan Industri Menuju Smart Industry 4.0

22 Oktober 2025 - 14:19

Gubernur Andra Soni Targetkan Reaktivasi Jalur Rangkasbitung–Pandeglang Mulai Konstruksi Tahun 2027

20 Oktober 2025 - 20:25

Trending di Banten