Jakarta – Ketua Umum Gerakan Ekonomi Kreatif Nasional (Gekrafs), Kawendra Lukistian, menyampaikan penyesalan sekaligus kekecewaan mendalam atas tindakan perusakan cagar budaya yang terjadi di beberapa kota akibat aksi anarkis segelintir pihak yang tidak bertanggung jawab.
Menurut Kawendra, kerusakan ini tidak hanya menimbulkan kerugian material, tetapi juga mengancam nilai sejarah, identitas, serta jati diri bangsa yang telah diwariskan oleh para leluhur.
“Cagar budaya bukan sekadar bangunan atau situs tua, melainkan saksi bisu perjalanan panjang bangsa Indonesia. Perusakan ini adalah tamparan keras bagi kita semua karena sama saja dengan merusak ingatan kolektif dan akar peradaban kita,” tegas Kawendra.
Ketua Gekrafs itu menekankan pentingnya keterlibatan seluruh elemen masyarakat—mulai dari pemerintah, pelaku industri kreatif, akademisi, komunitas budaya, hingga generasi muda—untuk bersinergi menjaga serta melestarikan warisan budaya agar tetap lestari dan bisa diwariskan kepada generasi mendatang.
“Kita harus lebih aktif melalui edukasi, pengawasan, dan partisipasi publik. Menjaga cagar budaya adalah tanggung jawab bersama, bukan hanya beban pemerintah,” ujarnya.
Selain itu, Kawendra mendorong aparat penegak hukum untuk bertindak tegas terhadap pelaku perusakan. Ia menilai langkah hukum yang transparan dan konsisten akan memberikan efek jera serta menjadi bukti nyata komitmen bangsa dalam menjaga warisan budaya.
“Tidak boleh ada toleransi terhadap siapa pun yang merusak cagar budaya. Penegakan hukum harus jelas dan tegas, sebab perlindungan budaya bukan hanya soal masa lalu, melainkan juga fondasi bagi pembangunan ekonomi kreatif yang berbasis kearifan lokal,” tambahnya.
Kawendra berharap momentum ini menjadi pengingat kolektif bahwa menjaga cagar budaya berarti memperkuat identitas, persatuan, dan daya saing bangsa di tengah arus globalisasi.
Tentang Gekrafs
Gerakan Ekonomi Kreatif Nasional (Gekrafs) adalah wadah kolaborasi lintas sektor yang berkomitmen mendorong pertumbuhan ekonomi kreatif di Indonesia, dengan mengedepankan literasi, inovasi, kearifan lokal, dan keberlanjutan.[Gung]










